Loading...

Shadaqah Tidak Harus Menunggu Kaya, Karena Kaya Bukan Ukuran Untuk Bershadaqah

Loading...

Ketika mendengar kata shadaqah pikiran kita langsung tergambar tentang pemberian seseorang kepada fakir miskin. Padahal bershadaqah belum tentu kepada orang miskin, karena shadaqah sebenarnya adalah memberikan sebagian harta kita kepada yang membutuhkan.

Dan apakah bershadah hanya ketika kita berkecukupan? Tentu tidak, karena shadaqah bisa dilakukan oleh siapapun dan kapanpun tanpa menunggu kaya.

Jika kita bershadaqah harus menunggu kaya maka mungkin banyak orang yang akan jarang mau bershadaqah, sebab harfiahnya manusia ini tidak luput dari sifat kurang puas.

Pada Siapa Kita Harus Bershadaqah?

Bershadaqah itu kepada siapa saja yang membutuhkan, sebab jika kita berfikir bershadaqah hanya untuk orang miskin, itu adalah presepsi yang salah.

Lagipula pada jaman sekarang sudah jarang sekali menemukan orang miskin, orang miskin yang kita temui rata-rata orang-orang yang hidupnya bukan lagi miskin tetapi kurang kaya saja. Dan orang miskin identik dengan pengemis, itu dulu karena mengemis saat ini sudah menjadi sebuah profesi.

Sebagian orang hanya malas untuk bekerja memperjuangkan hidupnya, padahal mengemis adalah perbuatan yang kurang baik karena tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah

Investasi Abadi Adalah Gemar Bershadaqah

Percaya atau tidak bahwa dengan bershadaqah adalah investasi hidup yang paling abadi. Jika kalian bisa menghitung hasil dari bershadaqah, bisa jadi pikiran kita tidak akan muat untuk menghitungnya karena perhitungan akhirat adalah perhitungan yang maha kuasa.

Tapi kita bisa meyakini dan bisa merasakan dengan cara mensyukuri nikmat yang kita dapatkan setiap saat.

Rajin Shadaqah Tapi Kok Tetap Miskin?

Pertanyaan seperti ini mungkin sering diucapkan oleh orang yang putus asa akan pemberian Allah. Mereka buta akan nikmat yang diberikan Allah secara cuma-cuma, mereka hanya merasa puas dan percaya kepada yang terlihat saja.

Seperti nikmat sehat, nikmat mata untuk melihat, nikmat kaki untuk berjalan dan nikmat telinga untuk mendengar bahkan nikmat otak untuk berfikir, itu semua adalah sebagian hasil investasi dari bershadaqah.

Tapi sebagai seorang hamba kita begitu picik untuk menyadari dan mensyukurinya. Definisi kaya itu bukan hanya punya banyak harta, tetapi kaya yang sebenarnya adalah mensyukuri setiap nikmat tuhan yang melekat pada diri kita.

Sadhaqah Ketika Berkucupan Itu Biasa, Sadhaqah Saat Kita Susah Itu Luar Biasa
Sumber Gambar: SeputarJawa.Com

Ini jarang sekali terjadi, karena otak kita kadang lupa bahwa tuhan maha pemberi rizki. Sehingga yang biasa kita lakukan hanya bershadaqah ketika mempunyai sesuatu yang memang sudah tidak diingini lagi, bukan karena benar-benar melihat orang lain butuh.

Padahal shadaqah yang besar pahalanya adalah memberi sesuatu terhadap orang yang membutuhkan tanpa memandang keadaan kita baik dalam keadaan miskin atau sudah berkecukupan.

Shadaqah Paling Sederhana Adalah Senyuman
Sumber Gambar: SeputarJawa.Com

Harta bukan satu-satunya alat untuk kita berbagi sesuatu yang kita miliki kepada orang lain. Karena shadaqah bisa saja dengan senyuman. Apakah pahalanya juga sama dengan bershadaqah harta?

Semuanya tergantung kepada niat kita masing-masing, jika senyuman mampu membantu orang lain bahagia maka senyuman itu lebih berharga nilainya dari pada bershadaqah hanya untuk Riya’.

Loading...

0 Response to "Shadaqah Tidak Harus Menunggu Kaya, Karena Kaya Bukan Ukuran Untuk Bershadaqah"

Posting Komentar

Loading...